Abraham Dimara, Pejuang Pembebasan Irian Barat

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi Abraham Dimara sebagai pahlawan nasional. Dia orang Papua yang ikut membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda.

Dimara sendiri bukanlah sosok yang biasa-biasa saja. Kiprah perjuangannya dimulai kala dirinya bersama sejumlah pemuda, pada 8 April 1946, mengibarkan bendera merah putih di Papua. Dia juga memimpin aksi pelucutan senjata polisi Belanda di Namela. Aksinya itu tentu membuat kolonial Belanda terkaget. Belanda tak menyangka merah putih berkibar di ranah Papua. Bahkan di tahun 1951, Dimara diangkat menjadi Ketua Organisasi Pembebasan Irian (OPI) yang berkedudukan di Ambon. Berkat perjuangan dia pula, Papua bisa lepas dari Belanda. Dimara dianggap berperan penting untuk mewujudkan hal itu.

Dimara kemudian direkrut menjadi anggota TNI dengan pangkat letnan dua. Pertengahan Oktober 1954, bersama 40 anggota pasukannya, Dimara melakukan infiltrasi melawan Belanda. Tujuannya adalah membangkitkan perlawanan penduduk terhadap Belanda.

Tapi rencana ini kemudian terendus Belanda. Terjadilah pertempuran antara OPI dan Belanda. Tak imbang, 11 angggota pasukan tewas. Dimara beserta pasukannya dipenjara oleh Belanda hingga 1961.

Setelah bebas, Dimara kembali berjuang. Pada 1961, dia ditunjuk sebagai salah seorang anggota delegasi RI ke PBB untuk membicarakan masalah Irian Barat.

Begitu kembali ke tanah air, Dimara pun diangkat menjadi Ketua Gerakan Rakyat Irian Barat. Kala Bung Karno menyerukan Trikora, Dimara pula yang menggalang kekuatan di Papua untuk mendukungnya.

Pada 15 Agustus 1962, tercapai persetujuan New York Agreement yang mengakhiri konfrontasi militer. Dimara salah satu utusan dari Indoensia yang memperjuangkannya.

Dimara menghembuskan nafasnya yang terakhir di Jakarta pada 20 Oktober 2000 lalu. Sebelum wafat, dia sempat beberapa kali mendapat tanda penghargaan dari pemerintah. Tanda jasa itu antara lain, Satyalancana Perang Kemerdekaan Kesatu dan Satyalancana Bhakti. Kini, Dimara resmi sebagai pahlawan nasional.

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.