Fenomena ababil

Aku baru dapet kosakata baru. Awalnya, aku asing dengan kata ini. Tapi lama – lama aku jadi familiar, gara – gara makin banyak orang yang menyebutkannya. Ya, ABG labil atau yang biasa disingkat “Ababil”. Aku awalnya ga paham karena dalam frame 0f refrences aku, Ababil adalah burung yang dikirim Allah SWT untuk melindungi Ka’bah dari serangan ABRahah dengan psukan gajahnya. Tidak terlintas dalam benakku, kalau ababil didefinisikan lain.
Berdasarkan interaksi dan bacaan, aku dapat menyimpulkan ababil (abg labil) adalah sebuah masa dimana masih belum punya landasan yang kuat untuk dasar pemikirannya, sehingga pendirian mudah berubah dan dipengaruhi oleh keadaan dan oleh orang lain ( terutama yg lebih dewasa ).
Dalam pandangan berbeda, aku coba memahami hal ini lebih inheren. Aku percaya seorang ABG abil tidaklah seperti yang digambarkan dalam pandangan umum. Kalau mengambil cerita burung ababil, aku justru percaya mereka adalah orang – orang terpilih sebagaimana Allah telah memilih burung Ababil untuk melindungi Ka’bah. Mungkin kita sering melihat seorang ababil tiba – tiba menjadi emosional, tapi pernah kah kita berpikir kalau betapa panasnya api yang ia genggam. Memegang api bukanlah hal yang mudah, sekali waktu api itu menyengat tubuhnya. Mereka adalah orang – orang yang berani, seperti para burung ababil yang berani menjatuhkan bara api ke pasukan gajah ABRahah . Mereka bukan hanya berani mengenggam api melainkan juga berani menghadang pasukan yang gagah perkasa. Sekali waktu mereka mengeluh, tapi aku bisa paham bagaimana mereka berusaha menahan panasnya api. Mereka berusaha untuk tetap tersenyum sambil berjuang. Para ababil juga manusia seperti kita, yang membedakan adalah mereka orang – orang yang tangguh dan diuji dengan ketidakstabilan emosi. Hal ini jauh dibandingkan dengan manusia umumnya. Mereka diuji agar menjadi lebih kuat. Beruntunglah mereka para ababil. Kadang mereka merasa kelelahan dengan keadaan. Wajar saja, mereka terus berjuang mempertahankan diri. Mereka bukan malaikat yang mampu merecharge energi setiap saat. Berbagi hanyalah usaha melepaskan asam laktat yang meperlambat kepakan sayapnya. Sayangnya, sebagian dari kita memandang cara mereka berbagi adalah keluhan. Percayalah, itu bukanlah keluhan karena saat itu mereka sedang menarik nafas panjang untuk perjalanan yang lebih dahsyat. Mereka bukanlah orang – orang yang pantang menyerah. Seandainya Ababil menyerah, mungkinkah kita dapat melihat Ka’bah hari ini. Jika kita melihat seorang Ababil, bukan tanda mereka lemah. Mereka hanya sedang menahan luka bakarnya. Mereka tidak peduli dengan keadaannya, mereka terus berjuang untuk kepentingan orang banyak. Tetesan air mata mereka hanyalah bentuk khawatir jika gagal. Ababil tetap berjuang memusnahkan ABRahah meski dalam keadaan apapun. Mereka adalah orang – orang yang patuh dan setia. Allah pasti akan memilih makhluk yang terpilih untuk melakukan tugas mulia yang diberikannya. Mereka terpilih untuk ditempa menjadi luar biasa lewat keadaan yang ada. Dalam keyakinanku Ababil bukanlah seperti banyak orang katakan, tetapi ia adalah sosok yang baik, kuat lagi tangguh.

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.