profil johanes leimena,penerima anugrah pahlawan nasional

Presiden SBY memberi anugerah pahlawan nasional kepada Johanes Leimena. SBY mengeluarkan Keputusan Presiden nomor 52/TK/2010 soal pahlawan nasional. Nama Leimena termasuk salah satu yang disahkan sebagai pahlawan. Tapi, publik tentu terhenyak, siapa sebenarnya Leimena hingga patut diberi gelar pahlawan?
Leimena sejatinya adalah seorang dokter. Dia lahir di Ambon, Maluku, 6 Maret 1905 lalu. Dialah satu-satunya orang yang berhasil jadi menteri selama 21 tahun berturut-turut. Hebatnya lagi, dalam 18 kabinet yang berbeda pula.
Di era Orde Lama, mulai Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966), Leimena tak pernah lepas menjadi menteri. Posisinya sebagai menteri pun beragam.
Mulai dari menteri esehatan, wakil Perdana menteri, maupun wakil menteri pertama.
Dia pulalah yang tercatat sebagai Menteri kesehatan yang pertama kalinya. Selain itu Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL.
Masa kecil Leimena dihabiskan di kota Ambon. Tahun 1914, dia hijrah ke Jakarta. Ia meneruskan studinya ke Europeesch Lagere School (ELS). Tapi disekolah itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Dia kemudian pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool (kini PSKD Kwitang). Dari sini ia melanjutkan pendidikannya ke MULO Kristen. Beranjak kemudian melanjutkan pendidikan lagi kedokterannya STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen), Surabaya – cikal bakal berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Kala muda, Leimena juga aktif di Jong Ambon. Dia juga ikut mempersiapkan Kongres Pemuda Indonesia, 28 Oktober 1928. Kongres inilah yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda. Sejak itulah kiprah Leimena aktif di dunia pergerakan kemerdekaan.
Sebagai dokter, Leimena mulai bekerja sejak tahun 1930. Pertama kali diangkat sebagai dokter pemerintah di “CBZ Batavia” (kini RS Cipto Mangunkusumo). Kala gunung Merapi meletus, tahun 1930 Leimena pindah tugas di Karesidenan Kedu saat Gunung Merapi meletus. Setelah itu dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Immanuel Bandung. Di rumah sakit ini ia bertugas dari tahun 1931 sampai 1941.
Tahun 1945, Leimena ikut membidani berdirinya Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Lima tahun kemudian dia terpilih sebagai ketua umum.
Di era Soehartio berkuasa, Leimena mengundurkan diri dari menteri. Tapi dia masih dipercaya Presiden Soeharto sebagai anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) hingga tahun 1973. Hembusan nafasnya kemudian berhenti di tanggal 29 Maret 1977. Tanggal itu tercatat J. Leimena meninggal dunia di Jakarta.

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.