Sisi Belakang Bulan Berhasil Dijelaskan

Sisi lain dari bulan selalu tersembunyi jika dilihat dari bumi. Namun, ilmuwan menemukan cara untuk menggambarkan penampakannya.

"Rumusan matematis sederhana setidaknya mampu menjelaskan bulan secara geografi dan geologi, termasuk sisi dataran tinggi yang sangat jauh di bulan," ujar ilmuwan bulan di Univeristy of California, Santa Cruz, Ian Garrick-Bethell, seperti dikutip dari Yahoo News.

Sisi dekat dan jauh di bulan sangatlah berbeda. Misalnya, penampakan sisi jauh bulan lebih tinggi 1,9 kilometer dibandingkan ketinggian rata-rata. Pemahaman soal perbedaan ini mampu memberi penjelasan soal misteri bulan.

Bulan selalu menampilkan sisi yang sama saat menghadap bumi, ini berarti kita tidak dapat melihat sisi belakangnya, atau lebih sering disebut sisi gelap, dari permukaan bumi.

Manusia pertama kali melihat gambar sisi jauh bulan pada 1959 menggunakan pesawat orbit tak berawak. Selain itu, manusia pertama kali mengamati secara langsung sisi tersebut selama misi Apollo 8 di tahun 1968.

Garis pada permukaan sisi jauh bulan dapat dijelaskan dengan rumusan baru matematis yang mirip dengan penerapan pada efek pasang surut bulan Jupiter, Europa.

"Europa dalam banyak hal berbeda dari bulan, namun sejak dini, bulan memiliki lautan cair di bawah kerak, dan kemungkinan besar mengandung materi yang sama dengan Europa saat ini," kata Garrick-Bethell. "Lautan di bulan itu merupakan batu cair, bukan air."

Sama seperti pengaruh bulan pada lautan bumi yang menghasilkan pasang surut, begitu juga bumi menarik bulan. Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 4,4 miliar tahun lalu saat bulan berusia kurang dari 100 juta tahun, kerak bulan mengapung pada lautan batuan cair sehingga menghasilkan efek pasang surut yang sama dan menyebabkan distorsi pada batuan beku di tempat tersebut.

"Temuan ini menciptakan informasi soal proses dasar yang membangun kerak bulan," ujar Garrick-Bethell lagi. Ia ingin memetakan bagaimana daerah tersebut dapat diperluas ke bagian lain bulan. Detil penemuan dapat dilihat di jurnal Science edisi 12 November.inilah.com

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.